tag:blogger.com,1999:blog-89440650060329931882024-03-08T11:42:13.916+07:00Komunitas Band Indie Rspd kota SukabumiUnknownnoreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-8944065006032993188.post-81227489484242025742011-12-04T08:37:00.000+07:002011-12-27T08:38:49.691+07:00Pilih Indie atau Major ?!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Indie label dan major label adalah dua jalur dalam dunia musik yang berbeda tetapi juga bisa saling mendukung. Indie label identik dengan band indie, musikindie, gerak mandiri, dan pergerakan-pergerakan musik yang dilakukan sendiri tanpa campur tangan perusahaan-perusahan major. Sedangkan major label adalah label rekaman yang dimilki oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Warner Musik Indonesia, Universal Musik Indonesia, dan BMG.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Arti kata indie (independent) sendiri memiliki pemahaman yang berbeda-beda dari masing-masing orang. Hal ini tidak terlepas dari pergerakan komunitas indie yang sekarang mulai menggebrak dunia musik Indonesia melalui berbagai jalan dan kreatifitas para musisi kita.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Momo (Captain Jack dan Operator Efka Studio) mengatakan, "Aku sendiri tidak berani mendefinisikan kata indie karena beberapa pihak menjelaskan indie itu musiknya begini,rhythm yang begini, dengan vocal yang begini, dan banyak lagi yang lain, sedangkan kalauindependent yaitu bagaimana kita mandiri, gerak sendiri mempertahankan apa yg kita punya dengan cara kita sendiri hingga membuat sebuah band ini tetap ada."</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berkomentar mengenai pilihan label, sebenarnya tidak masalah sebuah band itu masuk majorlabel atau tetap berada di jalur indie, karena sebenarnya dimanapun band berada, kerja keras dan kemauan tinggi tetap merupakan syarat utama. Pada kenyataannya, memang jarang sekali ada sebuah label yang mau mendanai sebuah band secara keseluruhan, sehingga aspek perjuangan selalu ada.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Ini bertolak belakang dengan kondisi di mancanegara di mana sebuah label mampu </div><a name='more'></a>dan mau memfasilitasi band yang berada di bawah naungan mereka dengan maksimal, sehingga band itu sendiri dapat meraih kesuksesan karena adanya hubungan timbal balik yang seimbang dengan pihak label.<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pengalaman dari band reggae lokal Jogja, Bobchuwawawa, yang memulai proses rekaman,mixing, hingga berhasil merilis album indie dengan label sendiri yang bertitle Supermarket membuktikan pentingnya semanagt juang tinggi dalam bermusik. Kerja keras yang dilakukan oleh masing-masing personil tanpa melibatkan perusahaan major pantas diacungi jempol.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Hal serupa yang juga dialami oleh Captain Jack ketika mengeluarkan album Unmindless di awal tahun 2004, sebelum akhirnya mereka menandatangani kontrak dengan pihak Universal. "Untuk menjadi berhasil, kemauan dan pemanfaatan media sangat penting ketika kita memutuskan untuk membuat sebuah band dan menjalaninya", kata Rico (Got Me Blind). "Jika sebuah band telah dikontrak oleh perusahaan major, kita sebagai musisi dan penikmat musik harus bisa menghargainya, karena itu merupakan komitmen mereka. Kita harus bisa melihat dari apa yang sudah mereka berikan ke kita," tuturnya menambahkan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Keuntungan utama yang didapatkan oleh sebuah band yang sudah masuk ke major label adalah dari segi pendistribusian kaset yang lebih luas, dan sisi komersil dari band yang jelas lebih terangkat. Tetapi ternyata bukan berarti semua band mengamini kelebihan yang ditawarkan jalur major ini, karena bagi sebagian musisi hal terpenting bagi sebuah band adalah kebebasan berkarya, yang mungkin tidak bisa didapatkan melalui jalur perusahaan rekaman besar.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pada intinya, semua band terutama yang bergerak di jalur indie, akan selalu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas karya yang mereka buat. Kita sebagai penikmat musik yang disuguhi berbagai macam aliran, sudah selayaknya mendukung mereka agar kondisi musik di negara kita terus maju seiring kreatifitas anak muda yang terus berkembang. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://www.trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=21&news_id=653">http://www.trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=21&news_id=653</a></div></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8944065006032993188.post-72919663590738402632011-12-03T08:30:00.000+07:002011-12-27T08:34:49.397+07:00Apakah Definisi Musik Indie Menurut Anda ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apakah definisi dari musik indie menurut anda?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebenarnya menurut saya, musik indie sebagai aliran atau genre musik itu “not even exist” ( tidak ada-red), karena yang disebut musik indie itu adalah untuk membedakan antara yang mainstream dengan indie. Jadi musik indie adalah istilah untuk membedakan antara musik yang dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tapi yang pasti indie adalah gerakan bermusik yang berbasis dari apa yang kita punya, do it yourself, etika yang kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan promosi dengan uang sendiri. Walaupun nantinya akan ada perbedaan lagi antara indie dengan D.I Y itu sendiri.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimana pengkriterian antara indie dengan mainstream?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Umumnya yang dimaksud dengan mainstream adalah arus utama, tempat di mana band-band yang bernaung di bawah label besar, sebuah industri yang mapan. Band-band tersebut dipasarkan secara meluas yangcoverage promosinya juga secara luas, nasional maupun internasional, dan mereka mendominasi promosi di seluruh media massa, mulai dari media cetak, media elektronik hingga multimedia dan mereka terekspos dengan baik.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi jika kita berbicara kriteria dari mainstream dengan indie itu lebih kepada industrinya, perbedaannya lebih kepada nilai investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan rekaman. Kalau masalah talent atau talenta, tidak ada yang memungkiri kalau band-band indie terkadang lebih bagus daripada band-band mainstream. Jadi di sini hanya masalah uang, karena industri musik berbasis kepada profit, jadi label menanamkan modal yang besar untuk mencari keuntungan yang lebih besar, ya, itu tadi pada nilai investasinya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimana musik indie bisa tumbuh di Indonesia?</div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Musik indie tumbuh secara natural di Indonesia dan tidak ada yang memungkiri kalau musik rock n’ roll di Amerika sendiri pun tumbuh secara natural walaupun pada awalnya ditentang oleh orang tua dan pemuka agama. Kalau di Indonesia sendiri adalah imbas karena kita mengidolakan band luar. Maka jika kita telusuri, hampir semua band Indonesia adalah epigon dari band-band luar. Mereka mengawali karir mereka dengan membawakan lagu-lagu dari band luar mulai dari Koes Plus, God Bless sampai band-band awal 90an masih sering membawakan lagu orang.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi mengapa mereka ada di situ? Pertama mereka mengidolakan band-band tersebut, kemudian mereka juga menjadi terinspirasi untuk menjadi rockstar. Menjadi rockstar itu menjadi impian hampir semua anak muda dikarenakan oleh apa yang terekspos di media, menjadi rockstar itu nikmat dan menyenangkan. Itu awal benihnya. Tapi mereka juga sadar bahwa ada keterbatasan menembus industri musik di mana ketika sebagai musisi rock yang cenderung ekstrim, mereka akan memainkan musik rock yang mereka sukai.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi otomatis mereka tidak memandang musik rock yang merekamainkan sebagai sesuatu yang layak dijual karena yang penting menurut mereka adalah idealisme dulu. Setelah itu, diterima oleh industri adalah urusan belakangan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sekitar tahun berapa musik indie di Indonesia mulai ada?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Berdasarkan sepengetahuan saya, sebenarnya musik indie atau dulunya disebut dengan underground itu sudah ada sekitar tahun 1970an. Kalau Koes Plus mengawali karirnya dengan langsung dikontrak oleh Remaco, di Indonesia dimulai dengan band-band seperti God Bless, AKA, Giant Step, Super Kid dari Bandung, Terncem dari Solo dan Bentoel dari Malang. Pada saat itu mereka sudah mendeklarasikan bahwa band mereka underground dan informasi ini saya baca di majalah Aktuil terbitan tahun 1971.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Di dalam majalah itu ditulis bahwa ada Underground Music Festival di Surabaya. Ada sebuah kompetisi antar band yang diwakili oleh God Bless dariJakarta, Giant Step dari Bandung, Bentoel dari Malang dan Tencrem dari Solo. Mereka berkompetisi dan menurut saya, inilah cikal bakal dari scene underground atau indie. Dari situ juga mengapa band-band indie banyak berkembang dari kota-kota tersebut, band yang kemudian mewarisi apa yang dilakukan para pendahulu tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Menurut saya penelitian banyak yang mengatakan bahwa tahun 1993 merupakan tahun musik indie itu lahir atau established, saat PAS Band merilis album, menurut anda?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang mempopulerkan memang PAS Band, tapi menurut saya yang melahirkan adalah band-band jaman dulu. Namun dari setiap generasi selalu terjadi revisi, kesalahan-kesalahan dari pendahulu mereka perbaiki. Kesalahan dari pendahulu adalah tidak pernah merilis album, selalu membawakan lagu orang lain, selalu senang populer dengan lagu orang dan minimnya dokumentasi tentang musik-musik mereka.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Maka jika dibilang PAS band established itu benar tapi bukan mereka yang melahirkan musik indie. Bahkan album indie pertama bukan album PAS Band yang For Through The SAP itu, melainkan album dari Guruh Gipsy, mereka membuat album itu sekitar tahun 1976. Ini juga terungkap dari Deny Sakrie baru-baru ini dan album Guruh Gipsy itu mungkin album indie pertama.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tapi yang pasti, PAS Band mempopulerkan gerakan indie pada tahun 1993 dengan menjual 5000 kopi albumnya dan terjual habis. Dan apa yang dilakukan PAS Band menjadi inspirasi semua band-band yang ada pada waktu itu. Kemudian barulah lahirnya Puppen, Pure Saturday, Waiting Room dan lain-lain. Jadi menurut saya, PAS Band cukup menginspirasi anak-anak muda untuk bergerak di bidang ini.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pengaruh apa saja yang membantu perkembangan musik indie diIndonesia?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Pengaruh yang pertama, kalau anda bedakan sekarang dengan 10 tahun yang lalu, sekarang sudah jelas gerakan ini lebih besar. Yang paling jelas adalah globalisasi informasi yang didorong oleh internet. Menjadi semakin besar sekitar akhir tahun 1990an karena internet bertebaran di mana-mana, warnet, kampus dan sekolah. Jaman dulu informasi terhadap musik-musik seperti ini sangat eksklusif. Informasi hanya bisa didapat dari majalah-majalah luar. Kita pun untuk mengorder T-Shirt masih harus dengan cara yang primitif, dengan menggunakan katalog, mengisi form dan membayar dengan kartu kredit.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kalau jaman sekarang segalanya menjadi mudah dengan internet, semuanya “terakselerasi maksimum”. Jadi menurut saya ini semua karena peran internet, ditambah lagi dengan adanya MySpace dan Friendster (group websites-red). Perkembangan infrastruktur juga berbeda, kalau 10 tahun yang lalu indie label hanya sedikit. Pengertian indie label pun kadang masih salah kaprah disini. Karena yang dimaksud dengan indie label bukanlah rilisan album namun label rekaman yang independen. Sedangkan yang merilis sendiri adalah self-released atau D.I.Y.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi 10 tahun yang lalu label-label indie itu sedikit, sekarang sudah banyak walaupun masih sedikit yang berbisnis dengan baik dan benar. Tapi infrastrukturnya sudah lebih baik. Kita juga punya rock club buat manggung dan berbagai media yang membantu perkembangannya. Bahkan perkembangannya di Indonesia jauh lebih menarik dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Semua dikarenakan infrastruktur yang lebih baik walaupun masih banyak kekurangan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dengan perkembangan musik indie yang baik di Indonesia, ciri khas apakah yang membedakan musik indie di Indonesia dengan negara lain?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang membedakan adalah penonton jarang yang mau bayar tiket, tidak pernah beli minuman jika sedang di rockclub dan kurang mau membeli rilisan. Ini dalam konotasi negatif [tertawa]. Dalam konotasi positif adalah banyaknya band-band baru yang lahir dengan berbagai macam jenis musik baru. Kalau 10 tahun yang lalu ketika sebuah majalah musik memperkenalkan tren thrash metal maka semuanya menjadi anak metal. Tapi sekarang tidak ada sebuah tren yang mendominasi, ketika ada tren emo tidak semua ikut menjadi anak emo tapi masih ada anak indie pop, new wave, high octane rock dan lain-lain. Penggemar musik sekarang ini lebih segmented.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi menurut saya ini adalah perkembangan yang baik. Tapi yang lebih unik lagi ketika saya kemarin berkunjung ke Jepang dan Jerman ada sesuatu yang mereka tidak punya, yaitu spirit untuk stick together. Di Indonesia semua musisi berkomunikasi, berkumpul dan bersilaturahmi dengan sehat, baik anak metal maupun new wave, indie pop dengan hardcore, mereka semua tetap mempunyai hubungan baik. Bahkan kita mempunyai event yang bernama SGM atau sintinggilamiring di mana band besar atau kecil dengan berbagai aliran dapat tampil di satu panggung. Di luar negeri kekerabatan seperti ini jarang ditemui, bahkan band dengan aliran yang sama pun belum tentu kenal.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Saya banyak membaca bahwa “distro” menjadi salah satu faktor berkembangnya musik indie di Indonesia, bagaimana menurut anda?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Benar. Distro bisa menjadi poin tambahan buat infrastuktur itu tadi. Distro pertama di sekitar Jakarta bernama Pose yang bertempat di daerah Depok sekitar tahun 95an. Itulah distro pertama yang ada di sekitar Jakartadan akhirnya banyak menjamur di Indonesia. Distro merupakan plus pointuntuk musik indie, karena band-band indie akan merilis sesuatu maka mereka butuh outlet untuk menjual produk mereka, entah itu rilisan, merchandise, souvenir dan sebagainya maka distro menjadi sebuah retail yang alternatif daripada tempat-tempat yang sudah ada seperti Aquarius Mahakam atau tempat-tempat lain. Fenomena seperti itu sudah ada di seluruh Indonesia.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan tidak lupa, semangat independen dari gerakan musik indie juga menyebar ke barbagai bidang, salah satunya adalah gerakan film independen. Film independen terinspirasi dari gerakan musik indie. Bahkan album jazz yang dibuat oleh Indra Lesmana terinspirasi dari semangat gerakan musik indie. Jadi etos gerakan musik indie yang dilakukan oleh teman-teman semua ini sudah berimbas ke bidang-bidang lain.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimana menurut anda posisi media terhadap musik indie dari 10 tahun yang lalu hingga sekarang?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sepengetahuan saya sejak jaman Rotor, saat itu satu-satunya media mainstream yang mempunyai hubungan baik dengan musisi indie adalah majalah Hai. Karena dulu pun album Pure Saturday didistribusikan oleh Hai dan begitu juga dengan Kubik yang memberikan sample 2 buah lagu gratis melalui Hai. Jadi Hai merupakan salah satu media yang baik hubungannya dengan musisi indie sampai ada satu edisi sekitar tahun 1994 yang isinya hanya membahas band-band indie.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jadi support media yang baik pada masa itu hanya dari Hai yang salah satunya menjadi akses informasi tentang musik indie. Namun kemudian majalah itu ditinggal oleh pembacanya karena hadirnya internet dan banyaknya terjadi kasus kekacauan data dan kerancuan interpretasi dalam menulis tentang gerakan musik ini. Saya duga ini karena penulisnya malas melakukan riset, verifikasi dan observasi yang lebih mendalam akibat tekanan deadline. Tapi mereka tetap mensupport hingga sekarang. Jadi menurut saya Hai itu yang pertama saat itu.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bagaimana perkembangan musik indie saat ini?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Gila lah! Dari mulai era PAS yang direkrut Aquarius, Suckerhead dengan Aquarius, Jun Fan Gung Foo, Superman Is Dead dengan Sony, Shaggydog dengan EMI hingga The Upstairs dengan Warner Music. Jelas perkembangan musik indie akan menjadi cikal bakal musik mainstream baru. Jadi yang akan terjadi adalah musik indie akan jadi ladang pertumbuhan dan perkembangan yang mana nanti akan berbuahnya di major label. Jadi kontribusi terbesar adalah mereka membawa perubahan bagi ragam jenis musik di Indonesia.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kemudian perkembangan yang lain adalah kalau dulu jika musisi ingin rekaman harus memakai pita satu setengah inci dengan studio yang mahal, sekarang bisa dengan teknologi digital yang murah dengan sistem home recording, musisi bisa membuat rilisan dengan mudah dan murah. Karena saya yakin nantinya semua band-band besar nasional akan lahir dari generasi band indie. Paling lama sekitar sepuluh tahun lagi.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sebenarnya perjalanan sejarah musik kita jauh tertinggal menurut saya. Kalau di luar, Elvis Presley memulai karirnya dengan indie pada pertengahan tahun 50an sedangkan di Indonesia baru mulai sekarang. Jadi nantinya band-band indie suatu saat akan menjadi band-band besar dan perkembangannya bisa dilihat dari PAS Band dan Naif.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perkembangan yang lain bisa dilihat dari pentas-pentas seni. Kalau anda mau melihat perkembangan selera musik anak-anak muda, anda jangan melihat pentas seni seperti Soundrenaline. Tetapi anda harus melihat ke pentas seni anak-anak SMU (pensi), semua band yang main di sana merupakan pilihan mereka sendiri, mereka melakukan mekanisme polling untuk memilih artis yang akan main di pensi mereka. Jadi menurut saya itu adalah selera yang jujur, tidak seperti event besar yang biasanya terjadi deal-deal di balik meja.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jaman dulu, band-band indie jarang mendapat panggung yang enak. Panggung selalu kecil dan jam manggung yang siang saat matahari di atas kepala. Kalau sekarang band-band indie dapat bermain di panggung yang sama dengan artis besar dengan jam yang tidak jauh berbeda. Mereka bisashow berdekatan dengan headliner. Di Amerika semakin malam sebuah band manggung maka semakin besar nama band tersebut. Jadi menurut saya fenomena ini bagus sekali.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Malah ada kecenderungan kalau anak-anak SMU bosan dengan artis-artis besar atau mainstream dan lebih memilih band-band indie. Ini disebabkan karena anak-anak indie membawa darah segar kepada acara-acara mereka. Sepuluh tahun yang lalu tidak dapat dibayangkan kalau band-band indie dapat main di panggung seperti ini.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perkembangan yang lain adalah penjualan album-album independen yang meningkat. Tapi untuk data lebih kongkrit saya tidak punya. Hanya saja generasi muda dari pendengar musik indie ini jauh lebih baik dari 10 tahun yang lalu. Anak-anak sekarang yang tidak terkontaminasi dengan orang-orang jaman dulu malah menawarkan sesuatu yang baru dengan mentalitas lebih baik dari para pendahulu mereka.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mereka membeli merchandise, membeli kaset dan bahkan berkeliling mengikuti artis indie idola mereka ke mana mereka manggung. Inilah fenomena yang mungkin tidak ditemui 10 tahun yang lalu. Mereka mensupport dengan baik musik-musik indie. Inilah hal-hal yang menarik dari perkembangan musik indie di Indonesia.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Apakah menurut anda dampak-dampak yang ditimbulkan dari perkembangan musik indie di Indonesia?</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang pertama adalah adanya band-band yang dibesarkan secara indie kini mulai menjadi besar fan basenya dan kian mapan seperti PAS Band, Naif, Superman Is Dead, Ten2Five, Maliq & D’Essentials, Mocca, Koil, White Shoes & The Couples Company, The Brandals, The Upstairs, Seringai dan sebagainya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kemudian yang kedua adalah selera. Perbaikan selera musik masyarakat secara keseluruhan. Walaupun menurut saya sempat diperburuk kembali dengan adanya Radja tetapi buat saya ada sebuah alternatif lebih baik daripada disesaki oleh musik-musik yang tidak berkembang dari jaman dulu sampai sekarang.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Dan sekarang tinggal menunggu adanya perusahaan rekaman yang berani investasi besar dan mengambil keuntungan dari industri ini. Karena menurut saya, jika industri musik indie berkembang maka akan berpengaruh kepada industri musik secara makro dan begitu juga sebaliknya.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Kemudian dampak yang berikutnya adalah bakal berkembangnya indie label yang disupport oleh major label. Seperti yang telah dimulai lebih dulu di akhir tahun 90an oleh Independen/Pops dengan Aquarius Musikindo. Begitu juga dengan makin seriusnya label rekaman independen dalam berbisnis dan berpromosi yang belakangan tengah gencar dilakukan oleh Aksara Records di Jakarta dan FFWD Records di Bandung.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Yang terakhir adalah lahirnya generasi pendengar musik baru yang tertarik untuk membeli dan mendengar musik-musik indie. Mereka yang memiliki mentalitas lebih baik dari anak-anak sebelumnya. Kepada merekalah industri musik ini nantinya bergantung. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://indiemusicorganization.wordpress.com/2008/05/02/musik-indie/">http://indiemusicorganization.wordpress.com/2008/05/02/musik-indie/</a></div></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8944065006032993188.post-39897168206106116462011-12-02T08:25:00.001+07:002011-12-27T08:27:12.220+07:00Band Indie Karya Mandiri<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Seharusnya band Indie merupakan band yang beridealis dengan karakter musikalitas dan menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan eksperimennya tanpa mengikuti trend, sekaligus mereka melakukan aktivitas band secara mandiri, seperti menitipkan demo ke radio, mencari gigs hingga memproduksi album. Apalagi pegenalan dan penjualan karya sudah dapat dilakukan melalui teknologi internet.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Seiring jaman, tidak salah kalau mereka mendapatkan akses yang mudah untuk mendukung aktivitas band indie itu sendiri. Kebutuhan kepada seseorang yang dipercayai untuk mengurusi band, banyaknya telah menjadi kebutuhan band indie (mandiri). Selain itu kertertarikan Indie maupun Major Label pun akan bersikap mengikuti keadaan idealisme band itu sendiri yang dilihat dari karya, budaya dan massa.</div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Suatu pekerjaan rumah untuk penggemar mereka adalah mengenalkan dan mengenalkan karya mereka. Ini lebih efektif dan mungkin akan menarik industri, baik Indie ataupun Major Label. Perlahan budaya akan berubah untuk menikmati karya-karya dari musisi kritis dengan keidealisan karyanya. Dalam kenyataannya bentukan Label yang dikatakan Major mempertimbangkan pasar yang luas. Hanya saja mereka tidak berani untuk berbuat lebih banyak pada budaya musik yang berkualitas dengan alasan budaya itu sendiri telah menjiwai. Sebaliknya, hal ini adalah Indie Label yang berjasa besar. Sebuah harga yang harus mahal untuk karya musikalitas yang berkualitas, bukan karya yang terlahir karena mengikuti trend, tuntutan budaya atau industri musik/hiburan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Bagaimanapun hal yang terpenting merupakan karya yang berkualitas dengan keidealisan dan berbeda, terlepas dari kemasan yang akan mereka baluti. Setuju kalau budaya Indonesia itu harus dilestarikan dengan kualitas dunia tentunya juga. Dan bukan mulahan melestarikan budaya luar. Dari artikel ini menyatakan bahwa band indie saat ini, banyaknya hanyalah merupakan musik indie bukan pergerakan dari band yang mengatasnamakan band indie. Jangan terjebak oleh perasaan minoritas.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Semangat berkarya dengan musik yang berkualitas akan jauh lebih bernilai.</div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8944065006032993188.post-87568322880628751972009-09-25T10:15:00.005+07:002011-12-27T08:29:32.033+07:00Media Ekspresi Band Indie Sukabumi (DIMENSI)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">Melihat Pemerhati Muda Di Kota/Kab Sukabumi dan Sekitarnya yang ternyata sangat antusias dalam BERMUSIK.</div><div style="text-align: justify;">Dengan keinginan agar band–band indie berkualitas di Kota/Kab.Sukabumi Mempunyai Sarana berpromosi sekaligus membuka peluang band-band indie menuju indie label.</div><div style="text-align: justify;">Kami Juga mengemasnya dalam program on air “ DIMENSI ( Media Ekspresi Band Indie Sukabumi ) " Dengan harapan program ini akan melahirkan generasi baru di belantika musik Indonesia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Team Program RSPD KOTA SUKABUMI 99,90 FM mengajak teman-teman band untuk berkreasi dan mengapresiasikan minat dan bakat dalam bermusik, Agar bisa di kenal Oleh masyarakat umum khususnya para pencinta musik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Team Program DIMENSI ( Media Ekspresi Band Indie Sukabumi ) mengajak kalian yang mau ikutan tiap Hari minggu dari Pkl.09.00 - 12.00 silahkan hubungi Tim Dimensi RSPD FM Kota Sukabumi. 0857 9399 9009 atau datang langsung ke RSPD FM Kota Sukabumi Jl.Perintis Kemerdekaan Graha Pemuda Lt.2 Samping GOR Merdeka Kota Sukabumi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Request Lagu2 Band Indie Tiap Senin, Rabu Sore Pkl.15.00-16.00 Untuk Hari Minggu Dari Pkl.10.00-12.00 Selepas interview Band Indie.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bisa denger lewat Streaming maupun Hp/BB.</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">Program DIMENSI (Media Expresi Band Indie Sukabumi) RSPD FM Kota Sukabumi, mendapat support dari berbagai lapisan masyarakat.</div><div style="text-align: justify;">Dibuktikan dengan banyak nya yang memberi dukungan secara positif, melalui pesawat Telepon Request (0266) 220088 dan HP 087820889995.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Email alternatif : aguysaputra@gmail.com</div><div class="datawrap"><div style="text-align: justify;">Contact Person : 0878 2068 5572 - 0858 6071 2070 - 0857 9399 9009</div><div style="text-align: justify;">Fb aguy rspd : <a href="https://www.facebook.com/aguyrspd">https://www.facebook.com/aguyrspd</a></div><div style="text-align: justify;">Fb rspd FM Kota Sukabumi : <a href="https://www.facebook.com/rspdkotasukabumi">https://www.facebook.com/rspdkotasukabumi</a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">streaming :</div><div style="text-align: justify;"><a href="http://rspdkotasukabumi.blogspot.com/">http://rspdkotasukabumi.blogspot.com/</a></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://rspdkotasukabumi.blogdetik.com/">http://rspdkotasukabumi.blogdetik.com/</a> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Data Website yang Memasang Streaming RSPD Kota Sukabumi 99,9 FM:</div><div style="text-align: justify;"><a href="https://www.facebook.com/note.php?note_id=171347332946678">https://www.facebook.com/note.php?note_id=171347332946678</a> </div></div></div>Unknownnoreply@blogger.com0